KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin,
segala puji bagi Allah SWT yag telah
mencurahkan berbagai kenikmatan
kepada kita yang tidak terhitung jumlahnya, baik itu kenikmatan materi maupun
kenikmatan kesehatan yang selalu ia berikan
kepada kita. Atas berkat dan rahmat Allah SWT sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah metodologi pembelajaran PAI dengan materi “METODE PEMBELAJARAN: METODE LATIHAN, KERJA
KELOMPOK DAN BERMAIN PERAN”. Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada dosen pengampu, yaitu bapak Rusiadi
S.Pd.I M.Ag yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun bagi pembaca makalah ini,
sehingga menjadi lebih baik dan dapat dengan mudah untuk dipahami oleh pembaca
Sambas,
08 april 2015
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas SDM melalui sistem pengajaran.
Ada dua konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar dan
pengajaran. Diaman belajar beroientasi pada pihak peserta didik dan pengajaran
beroientasi pada pengajar.
Dalam
pengembangannya, banyak sekali metode metode yang dilakukan oleh pendidik guna
mengefektifkan dan mengefisienkan proses pengajaran. Metode yang dilakukan saat
mengajar juga bermacam macam, dari metode ceramah hingga praktek.
Didalam
kesempatan kali ini, makalah yang kami susun ini akan membahas mengenai tiga
metode belajar. Dimana didalam tiga metode pengajaran tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan masing masing.
Jadi, untuk sebagai acuan bacaan
kami akan mendefinisasikan dan menjelaskan mengenai tiga metode tersebut yaitu,
metode latihan, kerja kelompok dan bermain peran.
1. Apa
pengertian dari metode latihan?
2. Bagaimana
kelebihan dan kelemahan dari metode latihan?
3. Apa
pengertian dari metode kerja kelompok?
4. Bagaimana
kelebihan dan kelemahan dari metode
kerja kelompok?
5. Apa
pengertian metode bermain peran?
6. Bagaimana
kelebihan dan kekurangan dari metode bermain peran?
Makalah
ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa PAI semester dua IAIS
Sultan Muhammad Syafiuddin mengenai metode belajar latihan, kerja kelompok dan
bermain peran.
BAB II
PEMBAHASAN
Metode drill atau
disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung diajak
menuju ketempat latihan keterampilan / eksperimental, seperti untuk melihat
bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa
dibuat, apa manfaatnya, dan lainnya.
Metode drill / latihan
siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan
terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis
suatu pengetahuan dapat disempurnakan[1]
1. Kelebihan Metode Latihan
a. Peserta didik
memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan
menggunakan alat-alat.
b. Peserta didik
memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan
kecepatan pelaksanaan.
d. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam
melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
e. Dapat menimbulkan rasa
percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memiliki
suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
f. Guru lebih mudah
mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan
mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat
berlangsungnya pengajaran.
2. Kelemahan Metode Latihan
a. Menghambat bakat dan
inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian
dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Dapat menimbulkan
verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta didik
dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara
otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan
tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta
didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta
didik bertindak secara otomatis.
d. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan,
dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh guru.
Metode kerja kelompok adalah penyajian
materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada
kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam pengajaran metode ini, siswa
dituntut untuk mandiri dan mampu bekerja sama selaku satu tim, mengerjakan dan
mencari solusi atas maslaah yang dikerjakan.
1. Kelebihan
metode kerja kelompok antara lain:
a. Dapat
memupuk nasa kenjasama.
b. Suatu
tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c. Adanya
persaingan yang hebat.
d. Ditinjau
dari segi pedagogis, kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas
kepribadian siswa, seperti adanya kerjasama, toleransi, berpikir kritis, dan
disiplin.
e. Ditinjau
dari segi psikologis, timbul persaingan yang positif antar kelompok karena
mereka bekerja pada masing-masing kelompok.
f. Ditinjau
dari segi sosial, anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak
yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas [2]
2. Kelemahan
dari kerja kelompok antara lain:
a. Adanya
sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah
merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b. Bila
kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau
didominasi oleh seseorang.
c. Terlalu
banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks dibanding dengan metode
lain.
d. Bilamana
guru (di sekolah) dan orang tua (di rumah) kurang mengontrol maka akan terjadi
persaingan yang negatif antar kelompok.
e. Tugas-tugas
yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir siswa yang cakap
dan rajin, sedangkan siswa yang malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada
temannya dalam kelompok tersebut.
Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan
peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis.Bermain peran adalah
salah satu bentuk permainan pendidikan yang di
gunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandangan dan
cara berfikir orang lain (Depdikbud,
1964:171).
Sedangkan menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd
terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan
perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model
mengajar lainnya.[3]
Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:
1.
Secara implicit bermain peran mendukung
sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi
pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’. Model ini percaya bahwa
sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai
situasi kehidupan nyata. Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran,
para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari
respons orang lain.
2. bermain peran memungkinkan para peserta didik
untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada
orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan
tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran yang lebih menekankan pada
penyembuhan). Namun demikian, terdapat perbedaan penekanan antara bermain peran
dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran
memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan
kegiatan utama dan integral dari pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama,
pemeranan dan keterlibatan emosional pengamat itulah yang paling utama.
Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada
bobot intelektual, sedangkan pada bermain peran peran keduanya memegang peranan
yang sangat penting dalam pembelajaran.
3. Model
bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar
untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu
datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat
terhadap masalah yang sedang diperankan. Denagn demikian, para peserta didik
dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang
pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain
tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan dirinya secara optimal. Oleh sebab itu, model mengajar ini
berusaha mengurangi peran guru yang teralu mendominasi pembelajaran dalam
pendekatan tradisional. Model bermain peran mendorong peserta didik untuk turut
aktif dalam pemecahan masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang
lain berbicara mengenai masalah yang sedang dihadapi.
4. Model
bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap,
nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui
kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian, para pserta didik dapat
menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan
nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang
lain, para peserta didik sulit untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.
Menurut syaiful bahri
djamrah aswan zain (2006: 89-90),[4]
mengatakan bahwa sosiodrama memiliki kelebihan dan kekuran diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kelebihan
metode sosiodrama
Siswa melatih dirinya untuk
melatih,memahami, dan mengingat isi bahan yang akan di dramakan. Siswa akan
terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
2. Kelemahan
metode sosiodrama
Sebagian besr anak yang tidak ikut
bermain drama mereka menjadi kurang kreatif, banyak memakan waktu, memrlukan
tempat yang cukup luas, sering ke kelas lain, terganggu oleh suara pemain dan
para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.
Selain kelemahan yang dijelaskan syaiful
bahri djamrah berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari metode bermain
peran:
1. Kelebihan
metode bermain peran antara lain:
a. Melatih
peserta didik untuk berkreaktif dan berinisiatif.
b. Melatih
peserta didik untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya.
c. Memupuk
bakat peserta didik yang memiliki bibit seni dengan baik melalui sosio drama
yang sering dilakukannya dalam metode ini.
d. Memupuk
kerja sama antar teman dengan lebih baik pula.
e. Membuat
peserta didik merasa senang, karena dapat terhibur oleh fragmen teman-temannya.
f. Dapat
berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan
pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
g. Sangat
menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias.
h. Membangkitkan
gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa
kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
i.
Dapat menghayati peristiwa yang
berlangsung dengan mudah, dand apat memetik butir-butir hikmah yang terkandung
di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
j.
Dimungkinkan dapat meningkatkan
kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi
lapangan kerja
2. Kekurangan
metode bermain peran antara lain:
a. Pada
umumnya yang aktif hanya yang berperan saja.
b. Cenderung
dominan unsur rekreasinya daripada kerjanya, karena untuk berlatih sosiodrama
memerlukan banyak waktu dan tenaga.
c. Membutuhkan
ruang yang cukup luas.
d. Sering
mengganggu kelas di sebelahnya.
e. Sosiodrama
dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
f. Memerlukan
kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini
tidak semua guru memilikinya
g. Kebanyakan
siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan
tertentu
h. Apabila
pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja
dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran
tidak tercapai
i.
Tidak semua materi pelajaran dapat
disajikan melalui metode ini
j.
Pada pelajaran agama masalah keimanan,
sulit disajikan melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini.
Dalam sistem pembelajaran ada tiga
diantara metode yang sering digunakan oleh peserta pengajar dalam proses
belajar mengajar, yaitu metode latihan, kerja kelompok dan bermain peran.
Didalam tiga metode tersebut
masing-masing memiliki kelebihan kekurangan masing-masing.
Kelebihan metode latihan antara lain
dpat membuat peserta didik memiliki kecepatan motorik, mental, mampu
memberikan kebiasaan
dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. Sedangkan kelemahan dari
metode ini adalah Menghambat bakat dan
inisiatif anak didik dan menimbulkan verbalisme.
Kelebihan metode kerja
kelompok adalah Dapat memupuk rasa kenjasama serta
menumbuhkan persaingan yang positif antar kelompok karena mereka bekerja pada
masing-masing kelompok. Adapun kelemahannya adalah Adanya sifat-sifat pribadi
yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan
selalu tergantung kepada orang lain.
Kelebihan metode bermain peran adalah
Melatih peserta didik untuk berkreaktif dan berinisiatif dan Melatih peserta
didik untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya. Sedangkan kelemahannya
adalah Pada umumnya yang aktif hanya yang berperan saja dan Membutuhkan ruang
yang cukup luas
Kami menyadari dalam proses penyusunan makalah
memiliki banyak kekurangan, baik dari segi tulisan maupun bahasa. Oleh sebab
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan membangun dari pembaca, guna
menyempurnakan makalah ini.
Prof.dr.Ramayulis.2005.
Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jakarta
: Kalam Mulia.
Muzalifah.2009.skripsi
( variasi metode dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam di sma negeri
2 ).
https://bqsukmawati.wordpress.com/2013/06/23/metode-kerja-kelompok/
diakses pada rabu, pukul 05.00
http://rorach-rozaqmoxer.blogspot.com/2012/10/kelebihan-dan-kekurangan-metode-metode.html
diakses pada rabu, pukul 05.00
http://akmalramdhan.weebly.com/model-pembelajaran-role-playing-bermain-peran-dalam-pembelajaran-partisipatif.html
diakses pada rabu, pukul 05.00
No comments:
Post a Comment