Tuesday, 22 March 2016

metode pembelajaran: metode latihan, kerja kelompok dan metode bermain.


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yag telah  mencurahkan  berbagai kenikmatan kepada kita yang tidak terhitung  jumlahnya, baik itu kenikmatan materi maupun kenikmatan kesehatan yang selalu ia berikan  kepada kita. Atas berkat dan rahmat Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan makalah metodologi pembelajaran PAI dengan materi “METODE PEMBELAJARAN: METODE LATIHAN, KERJA KELOMPOK DAN BERMAIN PERAN”. Ucapan terima kasih saya ucapkan  kepada dosen pengampu, yaitu bapak Rusiadi S.Pd.I M.Ag yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami mengharapkan kritikan dan saran yang membangun bagi pembaca makalah ini, sehingga menjadi lebih baik dan dapat dengan mudah untuk dipahami oleh pembaca

 

 

Sambas, 08 april 2015


Tim Penyusun



DAFTAR ISI


Halaman

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas SDM melalui sistem pengajaran. Ada dua konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar dan pengajaran. Diaman belajar beroientasi pada pihak peserta didik dan pengajaran beroientasi pada pengajar.
Dalam pengembangannya, banyak sekali metode metode yang dilakukan oleh pendidik guna mengefektifkan dan mengefisienkan proses pengajaran. Metode yang dilakukan saat mengajar juga bermacam macam, dari metode ceramah hingga praktek.
Didalam kesempatan kali ini, makalah yang kami susun ini akan membahas mengenai tiga metode belajar. Dimana didalam tiga metode pengajaran tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing.
Jadi, untuk sebagai acuan bacaan kami akan mendefinisasikan dan menjelaskan mengenai tiga metode tersebut yaitu, metode latihan, kerja kelompok dan bermain peran.
1.      Apa pengertian dari metode latihan?
2.      Bagaimana kelebihan dan kelemahan dari metode latihan?
3.      Apa pengertian dari metode kerja kelompok?
4.      Bagaimana kelebihan dan kelemahan dari metode  kerja kelompok?
5.      Apa pengertian metode bermain peran?
6.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari metode bermain peran?
Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa PAI semester dua IAIS Sultan Muhammad Syafiuddin mengenai metode belajar latihan, kerja kelompok dan bermain peran.

BAB II

PEMBAHASAN

Metode drill atau disebut latihan adalah suatu metode mengajar dimana siswa langsung diajak menuju ketempat latihan keterampilan / eksperimental, seperti untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya, dan lainnya.
Metode drill / latihan siap dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan[1]
1.      Kelebihan Metode Latihan
a.        Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b.       Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c.       Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
d.      Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya.
e.        Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
f.        Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
2.      Kelemahan Metode Latihan
a.        Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b.       Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
c.       Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.
d.      Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.
Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam pengajaran metode ini, siswa dituntut untuk mandiri dan mampu bekerja sama selaku satu tim, mengerjakan dan mencari solusi atas maslaah yang dikerjakan.
1.      Kelebihan metode kerja kelompok antara lain:
a.       Dapat memupuk nasa kenjasama.
b.       Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan.
c.       Adanya persaingan yang hebat.
d.      Ditinjau dari segi pedagogis, kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti adanya kerjasama, toleransi, berpikir kritis, dan disiplin.
e.       Ditinjau dari segi psikologis, timbul persaingan yang positif antar kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok.
f.        Ditinjau dari segi sosial, anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas [2]
2.      Kelemahan dari kerja kelompok antara lain:
a.       Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
b.       Bila kecakapan tiap anggota tidak seimbang, akan rnenghambat kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.
c.       Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks dibanding dengan metode lain.
d.      Bilamana guru (di sekolah) dan orang tua (di rumah) kurang mengontrol maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok.
e.       Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam kelompok tersebut.
Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis.Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain (Depdikbud, 1964:171).
Sedangkan menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya.[3] Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:
1.      Secara implicit bermain peran mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan nyata. Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari respons orang lain.
2.       bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran yang lebih menekankan pada penyembuhan). Namun demikian, terdapat perbedaan penekanan antara bermain peran dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan integral dari pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama, pemeranan dan keterlibatan emosional pengamat itulah yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual, sedangkan pada bermain peran peran keduanya memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran.
3.      Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan. Denagn demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Oleh sebab itu, model mengajar ini berusaha mengurangi peran guru yang teralu mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Model bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah yang sedang dihadapi.
4.      Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian, para pserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.


Menurut syaiful bahri djamrah aswan zain (2006: 89-90),[4] mengatakan bahwa sosiodrama memiliki kelebihan dan kekuran diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Kelebihan metode sosiodrama
Siswa melatih dirinya untuk melatih,memahami, dan mengingat isi bahan yang akan di dramakan. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
2.      Kelemahan metode sosiodrama
Sebagian besr anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang kreatif, banyak memakan waktu, memrlukan tempat yang cukup luas, sering ke kelas lain, terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.
Selain kelemahan yang dijelaskan syaiful bahri djamrah berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari metode bermain peran:
1.      Kelebihan metode bermain peran antara lain:
a.       Melatih peserta didik untuk berkreaktif dan berinisiatif.
b.      Melatih peserta didik untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya.
c.       Memupuk bakat peserta didik yang memiliki bibit seni dengan baik melalui sosio drama yang sering dilakukannya dalam metode ini.
d.      Memupuk kerja sama antar teman dengan lebih baik pula.
e.        Membuat peserta didik merasa senang, karena dapat terhibur oleh fragmen teman-temannya.
f.       Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
g.      Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
h.      Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
i.        Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
j.        Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja
2.      Kekurangan metode bermain peran antara lain:
a.        Pada umumnya yang aktif hanya yang berperan saja.
b.       Cenderung dominan unsur rekreasinya daripada kerjanya, karena untuk berlatih sosiodrama memerlukan banyak waktu dan tenaga.
c.        Membutuhkan ruang yang cukup luas.
d.      Sering mengganggu kelas di sebelahnya.
e.       Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
f.        Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
g.      Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu
h.      Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
i.        Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
j.        Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama dan bermain peranan ini.

Dalam sistem pembelajaran ada tiga diantara metode yang sering digunakan oleh peserta pengajar dalam proses belajar mengajar, yaitu metode latihan, kerja kelompok dan bermain peran.
Didalam tiga metode tersebut masing-masing memiliki kelebihan kekurangan masing-masing.
Kelebihan metode latihan antara lain dpat membuat peserta didik memiliki kecepatan motorik, mental, mampu memberikan  kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah  Menghambat bakat dan inisiatif anak didik dan menimbulkan verbalisme.
Kelebihan metode kerja kelompok adalah Dapat memupuk rasa kenjasama serta menumbuhkan persaingan yang positif antar kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok. Adapun kelemahannya adalah Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung kepada orang lain.
Kelebihan metode bermain peran adalah Melatih peserta didik untuk berkreaktif dan berinisiatif dan Melatih peserta didik untuk memahami sesuatu dan mencoba melakukannya. Sedangkan kelemahannya adalah Pada umumnya yang aktif hanya yang berperan saja dan Membutuhkan ruang yang cukup luas
Kami menyadari dalam proses penyusunan makalah memiliki banyak kekurangan, baik dari segi tulisan maupun bahasa. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan membangun dari pembaca, guna menyempurnakan makalah ini.

Prof.dr.Ramayulis.2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jakarta : Kalam Mulia.
Muzalifah.2009.skripsi ( variasi metode dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam di sma negeri 2 ).







[1] Prof.dr.Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : 2005, hal. 281.

[3] Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 141
[4] muzalifah.2009.skripsi ( variasi metode dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam di sma negeri 2). Hal 30

No comments:

Post a Comment